Selasa, 04 Desember 2012

Hati -Hati Pria Yang Memiliki Bentuk Penis Bengkok Bisa saja Mengidap Penyakit Peyronie

Hati -Hati Pria Yang Memiliki Bentuk Penis Bengkok Bisa saja Mengidap Penyakit Peyronie

Salah satu gangguan pada alat kelamin pria adalah bentuk Penis yang bengkok. Sebagian pria merasa minder bahkan didiamkan saja dengan kondisi seperti itu, tidak mau mencari tau ataupun karena malu untuk konsultasi kepada para ahli. Akan tetapi jangan kawatir dulu jika saat ereksi / tegang penis Anda tidak menimbulkan rasa sakit, hal itu bisa diabaikan. Namun jika penis Anda bengkok dan menimbulkan rasa sakit. Anda harus waspada Anda mengalami penyakit Peyronie.

Pria yang memiliki bentuk penis bengkok disebut penyakit Peyronie. Penyakit Peyronie adalah terbentuknya jaringan (plak) pada penis, biasanya jaringan ini makin mengeras pada salah satu sisi, yang membuat penis melengkung saat ereksi. Beberapa pria berpenis bengkok mengalami kesulitan saat berhubungan seksual. Pria yang menderita penyakit ini seringkali merasa rendah diri, minder dan takut tidak bisa menjalani kehidupan seksual secara normal. mengenali penyakit akan lebih baik untuk mencari jalan keluar dlam mengatasi masalah penyakit tersebut.

Mengapa penis bisa bengkok, mungkin itu pertanyaan yang harus kita jawab, berikut saya coba jabarkan secara singkat. Tandai penyakit Peyronie yaitu adanya plak atau benjolan keras yang terbentuk pada jaringan ereksi penis. Plak terbentuk karena peradangan yang dapat berkembang menjadi jaringan fibrosa.

Pada tahun 1743 Penyakit peyronie pertama kali dijelaskan oleh seorang ahli bedah Perancis, yang bernama Francois de la Peyronie. Penyakit ini terkadang diklasifikasikan sebagai bentuk impotensi tetapi hal itu tidak selalu benar. Ereksi penis pada kondisi normal biasanya lurus seperti panah. akan tetapi pada penderita penyakit Peyronie, penis bisa melengkung tajam ke arah kiri, kanan, atas atau bawah, bahkan menjadi lebih pendek. akibat masalah ini membuat hubungan seksual tidak mungkin terjadi.

Penyebab penyakit Peyronie tidak diketahui pasti, beberapa dokter berteori bahwa kelengkungan terjadi akibat adanya trauma pada penis, gesekan secara tidak langsung yang menyebabkan cedera atau pendarahan ringan pada penis. Selama masa penyembuhan dari cedera itu. faktor pertumbuhan tertentu mengalami peningkatan susunan yang menyebabkan sejumlah jaringan parut abnormal atau terbentuk plak. perjalanan terbentuk plak pada saat penyembuhan dalam kurun waktu satu tahun atau lebih plak tidak melampaui fase awal peradangan, tetapi ketika penyakit berlangsung selama bertahun-tahun, plak sering menjadi keras membentuk jaringan fibrosa dan dapat terbentuk deposit kalsium. Plak pada penyakit Peyronie ini adalah jinak atau tidak dikategorikan kanker. Peyronie bukan merupakan gangguan serius ataupun termasuk kategori penyakit seksual menular, meskipun ada yang menyebutkan gangguan tersebut dipengaruhi masalah genetis dan cara memperlakukan penis.

Jika penis anda saat ereksi tidak terlalu bengkok serta tidak menimbulkan rasa nyeri sebaik jangan terlalu cemas. akan tetapi penis anda saat ereksi penis Anda sakit ataupun ada gejala mengalami peyronie, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mengobatinya. Peyronie yang didiamkan lama kelamaan bisa menyebabkan impotensi. Onani tidak akan menyebabkan penis Anda lurus kembali.

Minggu, 02 Desember 2012

TANAMAN TRANSGENIK DAN KEAMANAN LINGKUNGAN (Tugas Bioteknologi Pertanian )

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tanaman transgenik pertama kalinya dibuat tahun 1973 oleh Herbert Boyer dan Stanley Cohen. Pada tahun 1988 telah ada sekitar 23 tanaman transgenik, pada tahun 1989 terdapat 30 tanaman, pada tahun 1990 lebih dari 40 tanaman.
Secara sederhana tanaman transgenik dibuat dengan cara mengambil gen-gen tertentu yang baik pada makhluk hidup lain untuk disisipkan pada tanaman, penyisipan gen ini melalui suatu vektor (perantara) yang biasanya menggukan bakteri Agrobacterium tumefeciens untuk tanaman dikotil atau partikel gen untuk tanaman monokotil, lalu diinokulasikan pada tanaman target untuk menghasilkan tanaman yang dikehendaki (Muladno, 2002). .
Tujuan dari pengembangan tanaman transgenik ini diantaranya adalah 1. menghambat pelunakan buah (pada tomat). 2. tahan terhadap serangan insektisida, herbisida, virus. 3. meningkatkan nilai gizi tanaman. Dan 4. meningkatkan kemampuan tanaman untuk hidup pada lahan yang ektrem seperti lahan kering, lahan keasaman tinggi dan lahan dengan kadar garam yang tinggi.
Apakah rekayasa genetik? Rekayasa adalah rancang bangun (otak atik) sedangkan genetik dari kata gen yang berarti materi pembawa sifat dari makhluk hidup. Sebagai contoh ada mangga yang rasanya manis ada juga yang rasanya kurang manis, meskipun sama-sama buah mangganya dan tumbuh pada tanah yang sama tapi mempunyai rasa yang berbeda.
Sifat-sifat itu dikendalikan oleh suatu zat yang disebut gen. Gen inilah yang memegang kendali mengapa angrek berbunga dan tomat berbuah. Sederhananya apabila kita dapat mengisolasi potongan gen yang menyebabkan tomat berbuah lalu potongan gen itu disisipkan pada gen angrek, maka angrek yang tidak berbunga tetapi berbuah tomat, seperti yang terjadi di Jepang.
   

BAB II 
TANAMAN TRANSGENIK

Transgenik terdiri dari kata trans yang berarti pindah dan gen yang berarti pembawa sifat. Jadi transgenik adalah memindahkan gen dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya, baik dari satu tanaman ketanaman lainnya, atau dari gen hewan ke tanaman.
Transgenik secara definisi adalah the use of gene manipulation to permanently modify the cell or germ cells of organism (penggunaan manipulasi gen untuk mengadakan perubahan
yang tetap pada sel makhluk hidup).
 Teknologi Transgenik atau kloning juga sering dilakukan pada dunia peternakan, separti domba dolly yang diambil dari gen sel ambing susu domba yang ditransplantasikan ke sel telurnya sendiri. Pada ikan-ikan teleostei, menghasilkan ikan yang resisten terhadap pembusukan dan penyakit.
Rekayasa Genetika (RG), merupakan salah satu teknologi baru dalam bidang biologi. Salah satu produk RG yang dikenal saat ini adalah tanaman transgenik. Tanaman ini dihasilkan dengan cara mengintroduksi gen tertentu ke dalam tubuh tanaman sehingga diperoleh sifat yang diinginkan. Jenis-jenis tanaman transgenik yang telah dikenal diantaranya tanaman tahan hama, toleran herbisida, tahan antibiotik, tanaman dengan kualitas nutrisi lebih baik,serta dengan produktifitas lebih tinggi (anonymous, 2010).


BAB III
DAMPAK TANAMAN TRANSGENIK TERHADAP LINGKUNGAN

 Perkembangan teknologi tanaman transgenik mengalami peningkatan cukup pesat. Pada awal tahun 1988, baru ada sekitar 23 jenis tanaman transgenik yang diproduksi. Namun pada tahun 1989, terjadi peningkatan menjadi 30 tanaman dan tahun 1990 terdapat 40 tanaman. Akan tetapi meskipun perkembangannya cukup pesat, terdapat berbagai kekhawatiran masyarakat terhadap tanaman transgenik. Seperti kita ketahui bahwa, ”tidak ada teknologi tanpa resiko”, dan memang masih banyak kelemahan yang harus diperbaiki dan dikontrol dalam pengembangan tanaman transgenik ini.
            Adapun beberapa pengaruh negatif  dari produk tanaman transgenik yang dapat mengancam lingkungan sebagai berikut:
1.      Potensi erosi plasma nutfah
Penggunaan tembakau transgenik telah memupus kebanggaan Indonesia akan tembakau Deli yang telah ditanam sejak tahun 1864. Tidak hanya plasma nutfah tanaman, plasma nutfah hewan pun mengalami ancaman erosi serupa. Sebagai contoh, dikembangkannya tanaman transgenik yang mempunyai gen dengan efek pestisida, misalnya jagung Bt, ternyata dapat menyebabkan kematian larva spesies kupu-kupu raja (Danaus plexippus) sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan keseimbangan ekosistem akibat musnahnya plasma nutfah kupu-kupu tersebut (anonymous, 2010).
Hal ini terjadi karena gen resisten pestisida yang terdapat di dalam jagung Bt dapat dipindahkan kepada gulma milkweed (Asclepia curassavica) yang berada pada jarak hingga 60 m darinya. Daun gulma ini merupakan pakan bagi larva kupu-kupu raja sehingga larva kupu-kupu raja yang memakan daun gulma milkweed yang telah kemasukan gen resisten pestisida tersebut akan mengalami kematian. Dengan demikian, telah terjadi kematian organisme nontarget, yang cepat atau lambat dapat memberikan ancaman bagi eksistensi plasma nutfahnya.
2.      Potensi pergeseran gen
Daun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap serangga Lepidoptera setelah 10 tahun ternyata mempunyai akar yang dapat mematikan mikroorganisme dan organisme tanah, misalnya cacing tanah.
Tanaman tomat transgenik ini dikatakan telah mengalami pergeseran gen karena semula hanya mematikan Lepidoptera tetapi kemudian dapat juga mematikan organisme lainnya. Pergeseran gen pada tanaman tomat transgenik semacam ini dapat mengakibatkan perubahan struktur dan tekstur tanah di areal pertanamannya.
3.      Potensi pergeseran ekologi
Organisme transgenik dapat pula mengalami pergeseran ekologi. Organisme yang pada mulanya tidak tahan terhadap suhu tinggi, asam atau garam, serta tidak dapat memecah selulosa atau lignin, setelah direkayasa berubah menjadi tahan terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut. Pergeseran ekologi organisme transgenik dapat menimbulkan gangguan lingkungan yang dikenal sebagai gangguan adaptasi.

4.      Potensi terbentuknya barrier species
Adanya mutasi pada mikroorganisme transgenik menyebabkan terbentuknya barrier species yang memiliki kekhususan tersendiri. Salah satu akibat yang dapat ditimbulkan adalah terbentuknya superpatogenitas pada mikroorganisme.

5.      Potensi mudah diserang penyakit
Tanaman transgenik di alam pada umumnya mengalami kekalahan kompetisi dengan gulma liar yang memang telah lama beradaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan yang buruk. Hal ini mengakibatkan tanaman transgenik berpotensi mudah diserang penyakit dan lebih disukai oleh serangga. Penggunaan tanaman transgenik yang resisten terhadap herbisida akan mengakibatkan peningkatan kadar gula di dalam akar. Akibatnya, akan makin banyak cendawan dan bakteri yang datang menyerang akar tanaman tersebut. Dengan perkataan lain, terjadi peningkatan jumlah dan jenis mikroorganisme yang menyerang tanaman transgenik tahan herbisida. Jadi, tanaman transgenik tahan herbisida justru memerlukan penggunaan pestisida yang lebih banyak, yang dengan sendirinya akan menimbulkan masalah tersendiri bagi lingkungan.
Kekhawatiran bahwa tanaman transgenik menimbulkan keracunan
Masyarakat mengkhawatirkan bahwa produk transgenik berupa tanaman tahan serangga yang mengandung gen Bt (Bacillus thuringiensis) yang berfungsi sebagai racun terhadap serangga, juga akan berakibat racun pada manusia. Kehawatiran ini disanggah dengan pendapat bahwa gen Bt hanya dapat bekerja aktif dan bersifat racun jika bertemu dengan reseptor dalam usus serangga dari golongan yang sesuai virulensinya.
Sebagai contoh gen Cry I pada Bt hanya kompatibel terhadap serangga golongan Lepidoptera, sedangkan gen Cry III kompatibel terhadap serangga golongan Coleoptera.
Selain itu, gen-gen tersebut hanya dapat berfungsi pada usus serangga yang berpH basa. Sedangkan pada usus manusia, tidak terdapat reseptor gen Bt dan memiliki pH usus yang bersifat asam. Dengan demikian, tanaman yang mengandung Bt Toxin merupakan pestisida alami yang aman bagi serangga, hewan dan manusia.  Percobaan memberi makan tikus dengan kentang transgenik Bt var. Kurstaki Cry 1. Hasil yang diperoleh ternyata memperlihatkan gejala villus ephitelial cell hypertrophy, multinucleation, disrupted microvili, degenerasi mitokondrial, peningkatan jumlah lisosom, autofagic vacuoles, serta pengaktifan crypt paneth cell.
Timbul pula kekhawatiran masyarakat terhadap kemungkinan alergi
Sekitar 1-2% orang dewasa dan 4-6% anak-anak mengalami alergi terhadap makanan. Penyebab alergi (allergen) tersebut diantaranya brazil nut, crustacean, gandum, ikan, kacang-kacangan, dan padi (anonymous, 2010).
 Konsumsi produk makanan dari kedelai yang diintroduksi dengan gen penghasil protein metionin dari tanaman brazil nut, diduga menimbulkan alergi terhadap manusia. Hal ini diketahui lewat pengujian skin prick test yang menunjukkan bahwa kedelai transgenik tersebut memberikan hasil positif sebagai allergen.
 Alergi tersebut belum tentu disebabkan karena konsumsi tanaman transgenik. Hal ini dikarenakan semua allergen merupakan protein sedangkan semua protein belum tentu allergen. Allergen memiliki sifat stabil dan membutuhkan waktu yang lama untuk terurai dalam sistem pencernaan, sedangkan protein bersifat tidak stabil dan mudah terurai oleh panas pada suhu >65 C sehingga jika dipanaskan tidak berfungsi lagi.
Dalam hal ini, lagi-lagi pendapat tersebut masih berupa asumsi. Akan tetapi, memang saat ini belum ada cara yang dapat diandalkan untuk menguji makanan RG yang bersifat allergen, sehingga kasus ini masih berupa prediksi yang belum jelas kesimpulannya. Kekhawatiran terhadap kemungkinan menyebabkan bakteri pada tubuh manusia dan tahan antibiotik. Kekhawatiran lain muncul pada tanaman yang diintroduksi antibiotik Kanamicyn R (Kan R) ke tanaman, diduga menyebabkan bakteri dalam tubuh menjadi resisten  terhadap antibiotik.
Sampai saat ini belum ada laporan ilmiah di Indonesia yang membuktikan mengenai bahaya produk transgenik, selain reaksi alergis (produk ini telah ditarik dari pasaran). Sehingga,sampai saat ini, tanaman transgenik masih layak untuk dikonsumsi. Akan tetapi, memang diakui bahwa publikasi mengenai resiko makanan produk RG terhadap hewan dan manusia, masih sangat sedikit.

Padahal mungkin sebenarnya dampak negatif konsumsi tanaman transgenik sudah banyak terjadi di masyarakat hanya saja tidak banyak data yang membuktikannya. Di negara maju seperti Amerika, urusan mengenai produk RG ditangani oleh FDA (Badan Makanan dan Obat-Obatan Amerika).  Pihak FDA ini membuat pedoman keamanan pangan melalui telaah ulang produk transgenik, dengan didasarkan uji reaksi sifat alergen-non alergen, analisis nutrisi, sifat potensial toksisitas-non toksisitas, sifat fenotip dan reaksi molekuler. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tanaman transgenik yang diproduksi saat ini masih dalam tahap uji coba, sehingga untuk mengkonsumsinya, dibutuhkan sikap kritis dan ketelitian masyarakat dalam mencari informasi dan penggunaannya.
            Indonesia perlu mewaspadai masuknya produksi tanaman yang sudah dimodifikasi secara genetik (transgenik), karena sekarang di Amerika 27 % produksi kedelai dan 24 % produksi jagungnya berasal dari hasil rekaysa genetika . demikian juga dengan hasil tanaman lain seperti tomat dan kanola. Kewaspadaan itu perlu mengingat indonesia mengimpor kedelai dan jagung dari Amerika dengan jumlah yang cukup besar, umumnya ada tiga gen yang diintroduksi ke tanaman, yaitu ketahanan herbisida, ketahanan tehadap penyakit, memperbaiki mutu panen. namu dampaknya tehadap lingkungan dan ketergantungan ekonomi perlu dikaji lebih lanjut.
Terhadap lingkungan tanaman transgenik dengan modifikasi tahan terhadap virus dapat memunculkan strain virus dulu yang lebih ganas dan dapat memunculkan gulma super yang tahan herbisida. Tipe kubis-kubisan yang diberi gen ketahanan terhadap herbisida serbuk sarinya membuahi tanaman yang merupakan gulma, dikhawatirkan biji yang dihasilkan berkembang menjadi gulma yang tahan terhadap herbisida. Burung yang makan dari tanaman transgenik akan menurun kemampuan reproduksinya. Tanaman jagung yang telah ditambahkan gen tahan serangga bakteri baccilus serangga disekitar kebun akan menurun daya hidupnya, gen pada bakteri bacillus berfungsi merusak pencernaan pada serangga, sehingga berfungsi sebagai insectisida.
 Insectisida yang terkandung pada jagung dapat mengendap ditubuh manusia, dan dapat menimbulkan berbagai penyakit. Secara garis besar,  yang  dikhawatirkan dari  tanaman transgenik adalah:
1.       Terjadinya silang luar
2.       Adanya efek kompensasi
3.       Munculnya  hama target  yang tahan terhadap insektisida
4.       Munculnya efek samping  terhadap hama non target (Muladno, 2002)
BAB IV
KESIMPULAN

1.      Tanaman transgenik adalah tanaman transgenik dibuat dengan cara mengambil gen-gen tertentu yang baik pada makhluk hidup lain untuk disisipkan pada tanaman.
2.      Tujuan dari pengembangan tanaman transgenik ini diantaranya adalah :
a.  menghambat pelunakan buah (pada tomat)
b.  tahan terhadap serangan insektisida, herbisida, virus
c.  meningkatkan nilai gizi tanaman
      d.  meningkatkan kemampuan tanaman untuk hidup pada lahan yang ektrem seperti lahan   kering, lahan keasaman tinggi dan lahan dengan kadar garam yang tinggi.
3.      Dampak tanaman transgenik terhadap lingkungan, dapat memunculkan strain virus yang lebih ganas, gulma super yang tahan herbisida.
4.      Kekhawatiran terhadap tanaman transgenik yang dapat menimbulkan keracunan, alergi, dan bakteri pada tubuh manusia akan tahan terhadap antibiotik.
5.      Perlu dilakukan pengujian secara lanjut terhadap produk tanaman transgenik yang beredar dipasaran agar tidak berdampak negatif bagi manusia dan lingkungan.


DAFAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_transgenik
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1626834-amankah-mengkonsumsi-tanaman-transgenik/
http://makalahbiologiku.blogspot.com/2010/04/tanaman-transgenik.html
Muladno,  MSA.  2002.    Seputar  Teknologi  Rekayasa  Genetika.   Bogor.   Pustaka Wirausaha Muda.  

Sabtu, 01 Desember 2012

TIPS MENCERDASKAN OTAK KANAN


TIPS MENCERDASKAN OTAK KANAN
1.      Kita harus lebuh banyak menyukai kegiatan atau hobi di alam terbuka.
Misalnya: berenang, memancing, bersepeda, berjalan-jalan, lari-lari, berkemah, atau hiking. Kegiatan ini dapat mencerdaskan otak kanan.
2.      Melatih diri unutuk berpikir divergen  atau menyebar, loncat-loncat, bukan linier.
Berpikir  yang aneh-aneh, dan suka humor. Sehingga, kita akan lebih mudah menemukan ide-ide kreatif.
3.      Mengaktifkan kemampuan bawah sadar kita.
Latihan sederhana, misalnya bias kita lakukan yaitu: di saat kita menerima pelajaran, mata dalam kedaan terpejam, atau mendengarkan radio sambil memejamkan mata tetapi tidak tidur.
4.      Bisa lewat pendekatan religious.
Misalnya: yang saya alami sendiri, yaitu melakukan dzikir dalam hati. Dzikir dalam hati dapat melakukan kapan saja dan di mana saja yang kita mau. Dzikir itu akan membuat suatu itu terjadi. Sementara intuisi yang tajam akan menunjukkan suatu itu terjadi. Cara lain yaitu dengan melakukan sholat malam, atau sholat tahajud, dan sholat minta petunjuk atau istikharah. Selain itu dengan kita sering berpuasa sunah ataupun wajib juga dapat mencerdaskan otak kanan.
            Berdasarkan pengalaman di dalam pelatihan wirausahaan, saya berkali-kali mencoba melakukan test indicator minat otak pada peserta pelatihan. Ternyata mereka umumnya lebih dominan otak kiri. Itu karena, selama mereka menuntut imu sejak masuk SD sampai perguruan tinggi yang dicerdaskan hanya otak kiri.
            Dalam konteks ini, jika kita mau mencedaskan otak kanan, maka otak kiri otomatis akan semakin cerdas. Sebaliknya jika otak kiri yang dicedaskan, otak kanan tidak  otomatis tambah cerdas. Sebab, otak kanan berkaitan dengan munculnya gagasan-gagasan baru, gairah dan emosi. Sementara otak kiri sangatlah berkaitan dengan hal-hal yang logis, linier, dan rasional.  Namun, itu bukan berate peran otak kiri diabaikan begitu saja. Otak kiri, saya kira juga tetap penting. Memang ada saatnya seorang enterpeneur  harus bias saja menyeimbangkan pemanfaatan otak kanan dan otak kirinya juga.
            Oleh karena itu, sebagai enterpeneur , maka  kita harus terus berusaha mencerdaskan otak kanan. Dengan kita memiliki otak kanan yang cedas, selain bermanfaat mempertajam intuisi kita , juga akan meningkatkan daya kreativitas kita. Kita akan lebih percaya diri, dan optimis dapat memenangkan persaingan di dunia bisnis. Kita akan merasakan lebih nyaman dengan hal-hal yang kita lakukan, dan tak mustahil laju keberhasilan bisnis kita bakal meningkat.