Kamis, 18 Oktober 2012

Kenangan dimasa SMA


Assalamualakum wr.wb.
hallo SAHABAT blogger..
selamat sore, terimakasih anda mengunjungi SAHABAT Blogger kami..
SAHABAT dibuat oleh seorang mahasiswa biologi, yang nama Novian Effendy.S.Pd. dengan nama akrab panggilan Vian. ia adalah orang yang cerdas,cerdik dan pintar. mempunyai cita-cita menjadi orang sukses di dunia dan di akherat.

SAHABAT blogger kami membuka iklan gratis bagi anda yang ingin membuka usaha tapi gak bisa dalam pengiklanan kami siap membantu anda.

Evolusi


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Masalah penciptaan manusia termasuk salah satu pembahasan kuno yang mungkin telah mendapat perhatian dari sejak manusia itu diciptakan. Dengan menilik kitab-kitab samawi beberapa agama seperti agama Yahudi, Kristen, dan Islam, kekunoan pembahasan dapat kita lihat dengan jelas. Lalu bagaimana sebuah pembahasan komparatif antara ayat-ayat kitab samawi yang menyinggung penciptaan manusia dengan teori evolusi. Dengan kata lain, perbandingan antara keyakinan para ahli tafsir dan pengetahuan yang diyakini oleh para ilmuwan ilmu alam tentang tata cara penciptaan manusia. Akan tetapi, kejelasan tentang masalah ini bergantung pada penjelasan yang benar tentang teori pemikiran ini, dan juga pada pemaparan latar belakang sejarah dan sikap-sikap yang pernah diambil dalam menanggapinya. Tujuan asli tulisan ini adalah kita ingin menemukan sumber kehidupan manusia. Yang jadi pertanyaan kita selama ini adalah apakah seluruh jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan muncul dengan bentuk seperti ini dan dengan karakteristik dan keistimewaan yang independen dari sejak awal mereka diciptakan, lalu mereka juga berkembang biak dengan dengan cara yang sama? Ataukah seluruh binatang dan tumbuh-tumbuhan itu berasal dari spicies yang sangat sederhana dan hina, lalu mereka mengalami perubahan bentuk lantaran faktor lingkungan dan natural yang beraneka ragam, dan setelah itu mereka memperoleh bentuk yang lebih sempurna dengan gerakan yang bersifat gradual sehingga memiliki bentuk seperti sekarang ini?.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kemajuan ilmu bidang teknologi, pastinya kita bertanya-tanya apakah benar pernyataan para ilmuawan dan evolusioner terdahulu? Apakah kita menerima bahwa makhluk yang ada di dunia ini benar-benar ada karena secara kebetulan yang tercipta karena alam yang mengendalikan?. Tentunya manusia yang beragama dan memahami hakikat ilmu penegtahuan, meragukan semua yang dikemukakan oleh para evolusioner. Makalah ini akan membahas semua keraguan kita akan kebenaran teori evolusi ditinjau dari segi agama khususnya dalam ayat suci alqur’an.

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka didapati rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud evolusi dan alqur’an?
2.      Bagaimanakah sejarah perkembangan evolusi?
3.      Bagaimanakah ayat alqur’an menjelaskan evolusi?
4.      Bagaimanakah proses keruntuhan evolusi ditinjau dari aspek agama (alqur’an)?
C.    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini agar mahasiswa dapat memahami:
1.      Apa yang dimaksud evolusi dan alqur’an?
2.      Bagaimana sejarah perkembangan evolusi?
3.      Bagaimana ayat alqur’an menejelaskan evolusi?
4.      Bagaimana proses keruntuhan evolusi ditinjau dari aspek agama (alqur’an)







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Evolusi dan Alqur’an
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam waktu yang sangat lama. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Al-Qur'an adalah kalam Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu dari ketiadaan. Dialah Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dalam sebuah ayat, Allah menyatakan dalam Al-Qur'an,
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ? Kalau kiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya”. (Al Qur'an, 4:82) 
Tidak hanya kitab ini bebas dari segala pertentangan, akan tetapi setiap penggal informasi yang dikandung Al-Qur'an semakin mengungkapkan keajaiban kitab suci ini hari demi hari.
Apa yang menjadi kewajiban manusia adalah untuk berpegang teguh pada kitab suci yang Allah turunkan ini, dan menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup. Dalam salah satu ayat, Allah menyeru kita:
"Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al Qur'an, 6:155)
Dalam beberapa ayat-Nya yang lain, Allah menegaskan: "Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." (Al Qur'an, 18:29)
"Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya." (Al Qur'an, 80:11-12)
B.     Sejarah Perkembangan Evolusi
Akar pemikiran evolusionis muncul sezaman dengan keyakinan dogmatis yang berusaha keras mengingkari penciptaan. Mayoritas filsuf penganut pagan di zaman Yunani kuno mempertahankan gagasan evolusi. Jika kita mengamati sejarah filsafat, kita akan melihat bahwa gagasan evolusi telah menopang banyak filsafat pagan. Akan tetapi bukan filsafat pagan kuno ini yang telah berperan penting dalam kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan modern, melainkan keimanan kepada Tuhan. Pada umumnya mereka yang memelopori ilmu pengetahuan modern mempercayai keberadaan-Nya. Seraya mempelajari ilmu pengetahuan, mereka berusaha menyingkap rahasia jagat raya yang telah diciptakan Tuhan dan mengungkap hukum-hukum dan detail-detail dalam ciptaan-Nya. Ahli Astronomi seperti Leonardo da Vinci, Copernicus, Keppler dan Galileo; bapak paleontologi, Cuvier; perintis botani dan zoologi, Linnaeus; dan Isaac Newton, yang dijuluki sebagai "ilmuwan terbesar yang pernah ada", semua mempelajari ilmu pengetahuan dengan tidak hanya meyakini keberadaan Tuhan, tetapi juga bahwa keseluruhan alam semesta adalah hasil ciptaan-Nya Albert Einstein, yang dianggap sebagai orang paling jenius di zaman kita, adalah seorang ilmuwan yang mempercayai Tuhan dan menyatakan, "Saya tidak bisa membayangkan ada ilmuwan sejati tanpa keimanan mendalam seperti itu. Ibaratnya: ilmu pengetahuan tanpa agama akan pincang." Salah seorang pendiri fisika modern, dokter asal Jerman, Max Planck mengatakan bahwa setiap orang, yang mempelajari ilmu pengetahuan dengan sungguh-sungguh, akan membaca pada gerbang istana ilmu pengetahuan sebuah kata: "Berimanlah". Keimanan adalah atribut penting seorang ilmuwan.
Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistis yang muncul bersamaan dengan kebangkitan filsafat-filsafat materialistis kuno dan kemudian menyebar luas di abad ke-19. Seperti telah disebutkan sebelumnya, paham materialisme berusaha menjelaskan alam semata melalui faktor-faktor materi. Karena menolak penciptaan, pandangan ini menyatakan bahwa segala sesuatu, hidup ataupun tak hidup, muncul tidak melalui penciptaan tetapi dari sebuah peristiwa kebetulan yang kemudian mencapai kondisi teratur. Akan tetapi, akal manusia sedemikian terstruktur sehingga mampu memahami keberadaan sebuah kehendak yang mengatur di mana pun ia menemukan keteraturan. Filsafat materialistis, yang bertentangan dengan karakteristik paling mendasar akal manusia ini, memunculkan "teori evolusi" di pertengahan abad ke-19.
a.      Khayalan Darwin
Orang yang mengemukakan teori evolusi sebagaimana yang dipertahankan dewasa ini, adalah seorang naturalis amatir dari Inggris, Charles Robert Darwin. Darwin tidak pernah mengenyam pendidikan formal di bidang biologi. Ia hanya memiliki ketertarikan amatir pada alam dan makhluk hidup. Minat tersebut mendorongnya bergabung secara sukarela dalam ekspedisi pelayaran dengan sebuah kapal bernama H.M.S. Beagle, yang berangkat dari Inggris tahun 1832 dan mengarungi berbagai belahan dunia selama lima tahun. Darwin muda sangat takjub melihat beragam spesies makhluk hidup, terutama jenis-jenis burung finch tertentu di kepulauan Galapagos. Ia mengira bahwa variasi pada paruh burung-burung tersebut disebabkan oleh adaptasi mereka terhadap habitat. Dengan pemikiran ini, ia menduga bahwa asal usul kehidupan dan spesies berdasar pada konsep "adaptasi terhadap lingkungan". Menurut Darwin, aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi alam.
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/45.jpgHipotesis Darwin tidak berdasarkan penemuan atau penelitian ilmiah apa pun; tetapi kemudian ia menjadikannya sebuah teori monumental berkat dukungan dan dorongan para ahli biologi materialis terkenal pada masanya. Gagasannya menyatakan bahwa individu-individu yang beradaptasi pada habitat mereka dengan cara terbaik, akan menurunkan sifat-sifat mereka kepada generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menguntungkan ini lama-kelamaan terakumulasi dan mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya. (Asal usul "sifat-sifat yang menguntungkan" ini belum diketahui pada waktu itu.) Menurut Darwin, manusia adalah hasil paling maju dari mekanisme ini.
Darwin menamakan proses ini "evolusi melalui seleksi alam". Ia mengira telah menemukan "asal usul spesies": suatu spesies berasal dari spesies lain. Ia mempublikasikan pandangannya ini dalam bukunya yang berjudul The Origin of Species, By Means of Natural Selection pada tahun 1859.
Darwin sadar bahwa teorinya menghadapi banyak masalah. Ia mengakui ini dalam bukunya pada bab "Difficulties of the Theory". Kesulitan-kesulitan ini terutama pada catatan fosil dan organ-organ rumit makhluk hidup (misalnya mata) yang tidak mungkin dijelaskan dengan konsep kebetulan, dan naluri makhluk hidup. Darwin berharap kesulitan-kesulitan ini akan teratasi oleh penemuan-penemuan baru; tetapi bagaimanapun ia tetap mengajukan sejumlah penjelasan yang sangat tidak memadai untuk sebagian kesulitan tersebut. Seorang ahli fisika Amerika, Lipson, mengomentari "kesulitan-kesulitan" Darwin tersebut: namun, dengan terus majunya perkembangan zaman, maka banyak ilmuwan yang membantah teori evolusi milik Darwin, sebagian besar menuliskannya dalam buku .
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/53bb.jpg
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/53aaa.jpg
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/53b.jpg
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/53a.jpg
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/53bbb.jpg
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/53pp.jpg
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/53cc.jpg
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/53ccc.jpg
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/53c.jpg
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/53aa.jpg
Dewasa ini, puluhan ribu ilmuwan di seluruh dunia, terutama di AS dan Eropa, menolak teori evolusi dan telah menerbitkan banyak buku tentang ketidakbenaran teori tersebut. Di samping ini beberapa contohnya.
b.      Mekanisme khayalan evolusi
a)      Seleksi Alam
Sebagai suatu proses alamiah, seleksi alam telah dikenal ahli biologi sebelum Darwin, yang mendefinisikannya sebagai "mekanisme yang menjaga agar spesies tidak berubah tanpa menjadi rusak". Darwin adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa proses ini memiliki kekuatan evolusi. Ia kemudian membangun seluruh teorinya berlandaskan pernyataan tersebut. Seleksi alam sebagai dasar teori Darwin ditunjukkan oleh judul yang ia berikan pada bukunya: The Origin of Species, by means of Natural Selection.
Akan tetapi, sejak masa Darwin, tidak pernah dikemukakan sebuah bukti pun yang menunjukkan bahwa seleksi alam telah menyebabkan makhluk hidup berevolusi. Colin Patterson, seorang ahli paleontologi senior pada Museum of Natural History di Inggris, yang juga seorang evolusionis terkemuka, menegaskan bahwa seleksi alam tidak pernah ditemukan memiliki kekuatan yang menyebabkan sesuatu berevolusi:Tidak seorang pun pernah menghasilkan suatu spesies melalui mekanisme seleksi alam”, bahkan sekadar untuk mendekatinya. Kebanyakan perdebatan dalam neo-Darwinisme sekarang ini adalah seputar pertanyaan ini.
b)     Penggelapan warna awan karena pengaruh industri
Pada tahun 1986, Douglas Futuyma menerbitkan sebuah buku, The Biology of Evolution, yang diterima sebagai salah satu sumber paling eksplisit menjelaskan teori evolusi melalui seleksi alam. Contohnya yang paling terkenal adalah mengenai warna populasi ngengat, yang tampak menjadi lebih gelap selama Revolusi Industri di Inggris. Menurut kisahnya, pada awal Revolusi Industri di Inggris, warna kulit batang pohon di sekitar Manchester benar-benar terang. Karena itu, ngengat berwarna gelap yang hinggap pada pohon-pohon tersebut mudah terlihat oleh burung-burung pemangsa, sehingga mereka memiliki kemungkinan hidup yang rendah. Lima puluh tahun kemudian, akibat polusi, warna kulit kayu menjadi lebih gelap, dan saat itu ngengat berwarna cerah menjadi yang paling mudah diburu. Akibatnya, jumlah ngengat berwarna cerah berkurang, sementara populasi ngengat berwarna gelap meningkat karena mereka tidak mudah terlihat. Evolusionis menggunakan ini sebagai bukti kuat teori mereka. Mereka malah berlindung dan menghibur diri di balik etalase dengan menunjukkan bahwa ngengat berwarna cerah "telah berevolusi" menjadi ngengat berwarna gelap.
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/56.jpg
c)      DAPATKAH SELEKSI ALAM MENJELASKAN KOMPLEKSITAS
Evolusionis juga menggunakan metode menyesatkan lainnya dalam masalah seleksi alam: mereka berusaha menampilkan mekanisme ini sebagai "perancang yang memiliki kesadaran". Akan tetapi, seleksi alam tidak memiliki kesadaran. Seleksi alam tidak memiliki kehendak yang dapat menentukan apa yang baik dan yang buruk bagi makhluk hidup. Karenanya, seleksi alam tidak dapat menjelaskan sistem-sistem biologis dan organ-organ yang memiliki "kompleksitas tak tersederhanakan" (irreducible complexity). Sistem-sistem dan organ-organ ini tersusun atas kerja sama sejumlah besar bagian, dan tidak berfungsi jika ada satu saja bagian yang hilang atau rusak. (Contohnya, mata manusia tidak berfungsi kecuali jika semua detailnya ada). Jadi, kehendak yang menyatukan bagian-bagian tersebut seharusnya mampu memperkirakan masa depan dan langsung mengarah pada keuntungan yang perlu dicapai pada tahapan terakhir. Karena seleksi alam tidak memiliki kesadaran atau kehendak, seleksi alam tidak dapat melakukan hal seperti itu. Fakta ini, yang juga menghancurkan pondasi teori evolusi, telah membuat Darwin khawatir:"Jika dapat ditunjukkan suatu organ kompleks, yang tidak mungkin terbentuk melalui banyak modifikasi kecil bertahap, maka teori saya akan sepenuhnya runtuh.
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/59b.jpg
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/59a.jpg

Seleksi alam berperan sebagai mekanisme pengeliminasi individu-individu lemah dalam suatu spesies. Ini adalah kekuatan konservasi yang menjaga spesies yang ada dari kepunahan. Namun mekanisme ini tidak memiliki kemampuan mengubah satu spesies ke spesies lain.

d)     Mutasi
Mutasi didefinisikan sebagai pemutusan atau penggantian yang terjadi pada molekul DNA, yang terdapat dalam inti sel makhluk hidup dan berisi semua informasi genetis. Pemutusan atau penggantian ini diakibatkan pengaruh-pengaruh luar seperti radiasi atau reaksi kimiawi. Setiap mutasi adalah "kecelakaan" dan merusak nukleotida-nukleotida yang membangun DNA atau mengubah posisinya. Hampir selalu, mutasi menyebabkan kerusakan dan perubahan yang sedemikian parah sehingga tidak dapat diperbaiki oleh sel tersebu
SEMUA MUTASI MEMBAHAYAKAN

http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/61q.jpghttp://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/61w.jpghttp://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/61.jpg
Kiri: Seekor lalat buah (drosophila) normal.
Kanan: Seekor lalat buah dengan kaki tumbuh di kepala; mutasi akibat radiasi.
Efek mutasi yang mengenaskan pada tubuh manusia. Bocah laki-laki di samping adalah korban kecelakaan instalasi nuklir Chernobyl.

e)      Fosil
Seorang ahli paleontologi Inggris ternama, Derek V. Ager, mengakui fakta fosil meskipun dirinya seorang evolusionis. Jika kita mengamati catatan fosil secara terperinci, baik pada tingkat ordo maupun spesies, maka yang selalu kita temukan bukanlah evolusi bertahap, namun ledakan tiba-tiba satu kelompok makhluk hidup yang disertai kepunahan kelompok lain. Ahli paleontologi evolusionis lainnya, Mark Czarnecki, berkomentar sebagai berikut: Kendala utama dalam membuktikan teori evolusi selama ini adalah catatan fosil; jejak spesies-spesies yang terawetkan dalam lapisan bumi. Catatan fosil belum pernah mengungkapkan jejak-jejak jenis peralihan hipotetis Darwin - sebaliknya, spesies muncul dan musnah secara tiba-tiba. Anomali ini menguatkan argumentasi kreasionis bahwa setiap spesies diciptakan oleh Tuhan.
FOSIL-FOSIL HIDUP
Teori evolusi menyatakan bahwa spesies makhluk hidup terus-menerus berevolusi menjadi spesies lain. Namun ketika kita membandingkan makhluk hidup dengan fosil-fosil mereka, kita melihat bahwa mereka tidak berubah setelah jutaan tahun. Fakta ini adalah bukti nyata yang meruntuhkan pernyataan evolusionis.
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/66m.jpgPict. Of Honeybee: Lebah madu hidup tidak berbeda dengan fosil kerabatnya yang berumur jutaan tahun lalu.
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/66b.jpg
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/66z.jpg

Pict of Dragonfly: Fosil capung berumur 135 juta tahun tidak berbeda dengan kerabat modernnya.
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/66a.jpg
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/66y.jpg

Pict of starfish: Fosil bintang laut berumur 400 juta tahun tidak mengalami perubahan hingga kini.
http://www.harunyahya.com/indo/buku/images_keruntuhan/66c.jpg
C.    Keruntuhan Evolusi berdasarkan Agama
Dalam bab sebelumnya, telah kita bahas bagaimana manusia yang telah diyakinkan bahwa evolusi itu adalah sebuah fakta (kenyataan), dan bukan teori, mungkin tak menyadari berbagai kemajuan ilmiah terkait dan mutakhir, yang membantah paham Darwinisme. Terlebih lagi tiadanya kesadaran ini menghalau kaum evolusionis Muslim untuk terus menerima gagasan dan kepercayaan yang sudah dibuktikan sebagai tak absah oleh ilmu pengetahuan. Lebih jauh, mereka mengabaikan kenyataan bahwa landasan yang mendasari evolusi mencerminkan tabiat pagan (musyrik, atau tak beragama), menganggap bahwa kuasa ilahiah dimiliki oleh unsur kebetulan atau ketidaksengajaan dan peristiwa alam, dan telah menyebabkan amat banyak penindasan, pertikaian, perang, dan berbagai malapetaka lain.
 Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (QS. Al An’aam, 6: 116)

Allah menciptakan segalanya, dalam bentuk dan pada waktu yang Dia tetapkan, tanpa menggunakan contoh apa pun, dan dari ketiadaan. Karena Dia suci dari cacat apa pun, dan kaya tanpa membutuhkan apa pun, Dia tidak membutuhkan penyebab, sarana, atau tahap bagi penciptaan olehNya. Tak seorang pun yang boleh teperdaya oleh kenyataan bahwa segala sesuatu itu terkait dengan sebab dan hukum alam tertentu. Namun, Allah adalah di atas semua sebab dan hukum, karena Dia yang menciptakan itu semua.
Allah, Tuhan Bumi dan langit, bisa saja melenyapkan semua sebab ini jika Dia kehendaki. Misalnya, Dia dapat menciptakan manusia yang tidak memerlukan oksigen untuk hidup, dan akibatnya, tidak memerlukan paru-paru. Menimbang hal ini, mengapa “perlu” Dia menyempurnakan paru-paru, dengan cara membuatnya berevolusi seiring dengan waktu, atau pun melalui mekanisme lainnya? Karena itu, sepenuhnya keliru apabila seseorang menganggap bahwa keagungan dan kekuatan Allah dibatasi oleh nalar dan perasaannya sendiri. Kita dapat memiliki pengetahuan hanya sebatas yang Dia izinkan.
Allah dapat menggunakan tahap-tahap tertentu dalam penciptaan olehNya jika Dia kehendaki. Misalnya, Dia mengeluarkan tumbuhan dari sebutir benih, atau seorang manusia dari pertemuan sel mani dengan sel telur. Namun tahap-tahap ini, sebagaimana akan kita lihat nanti, sama sekali tidak berkaitan dengan evolusi, dan tidak memberikan tempat bagi ketidaksengajaan dan kebetulan. Setiap tahap dalam merekahnya tumbuhan, atau berubahnya satu sel menjadi seorang manusia “dalam bentuk yang sebaik-sebaiknya”, terjadi berkat sistem sempurna yang diciptakan oleh kekuasaanNya yang tak terhingga.
Allah menghendaki dan menciptakan Bumi dan langit, semua yang berada di antara keduanya, dan semua makhluk hidup dan tak-hidup. Ini sangat mudah bagiNya, sebagaimana ditunjukkan dalam Al Qur’an:
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah”, dan di tangan-Nya-lah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Al An’aam, 6: 73)

Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah ia. (QS. An Nahl, 16: 40)

Dialah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah ia. (QS. Al Mu’min, 40: 68)

Allah membuat semua hukum di alam semesta, dan memberi hukumhukum itu bentuk yang Dia pilihkan, mewujudkan apa yang Dia kehendaki dan ketika Dia kehendaki, meliputi segala apa yang ada di Bumi dan di langit, dan mengatur segalanya dengan kekuasaanNya. Namun, sebagian orang tidak betul-betul memahami kekuatanNya, sehingga menilaiNya berdasarkan kekuatan sendiri yang terbatas. Allah mengungkapkan keberadaan mereka dalam Al Qur’an:
Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya di kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.” … (QS. Al An’aam, 6: 91)
Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa. (QS. Al Hajj, 22: 74)
Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada Hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci Tuhan dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
(QS. Az Zumar, 39: 67)

Berlawanan dengan apa yang diajukan oleh mereka yang percaya pada penciptaan lewat evolusi, Allah tidak menciptakan kera dahulu, lalu menyebabkan kera berevolusi menjadi manusia melalui bentuk-bentuk peralihan yang cacat dengan alat tubuh yang kurang. Melainkan, sebagaimana diungkapkan Al Qur’an, Allah menciptakan manusia dalam cara yang paling sempurna:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At Tiin, 95: 4)
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar. Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu, dan hanya kepada-Nya-lah kembali (mu). (QS. At Taghaabun, 64: 3)
Ayat-ayat di atas merupakan sebagian bukti bahwa Allah menciptakan manusia dalam bentuk sempurna, dengan kata lain, bentuk manusia sekarang. Tentu saja, manusia juga memiliki sejumlah cacat dan kelemahan, semua itu mengingatkannya akan kekurangannya di hadapan Tuhannya. Kelainan bentuk dan cacat tubuh adalah bukti penciptaan yang bertujuan, sebab semua itu berguna sebagai pengingat bagi mereka yang melihatnya, dan sebagai ujian bagi yang menyandangnya.
Sebagai bentuk dan jenis, Allah menciptakan semua makhluk hidup dengan seketika dan sempurna, tanpa memerlukan evolusi sama sekali. Kebenaran nyata ini diungkapkan Al Qur’an:
Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Hasyr, 59: 24)
Al Qur’an melukiskan betapa mudah penciptaan itu bagi Allah:
Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang diganti sesudah hancur itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. (QS.Yaa Siin, 36: 81)
Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu, melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Luqman, 31: 28)

Hal penting lain yang terabaikan oleh mereka yang percaya pada penciptaan evolusi, adalah keragaman bentuk ciptaan Allah. Allah telah mengadakan makhluk hidup yang jauh berbeda dari manusia dan hewan, misalnya malaikat dan jin. Masalah ini akan dibahas di halaman-halaman berikut.

·      Malaikat Bersayap Dua, Tiga, dan Empat

Malaikat adalah makhluk yang selalu mematuhi perintah Allah. Al Qur’an melukiskan penciptaannya sebagai berikut:
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. Faathir, 35: 1)
Sebagaimana dapat kita lihat dari penggambaran di atas, bentuk malaikat jauh berbeda dengan manusia. Allah memerintahkan agar memerhatikan bentuk-bentuk ciptaan yang berbeda dalam ayat di atas. Ayat-ayat juga menunjukkan bagaimana malaikat tunduk kepada perintah Allah dan menaatiNya:
Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang berkuasa atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). (QS. An Nahl, 16: 49-50)
Al Masih sekali kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.
(QS. An Nisaa’, 4: 172)
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At Tahrim, 66: 6)

Selain itu, malaikat diciptakan sebelum manusia. Ternyata, Allah memberitahu para malaikat ketika Dia akan menciptakan Adam, manusia pertama, dan memerintahkan mereka bersujud kepadanya.
Pada saat yang sama, Allah memberi Nabi Adam AS, pengetahuan yang berbeda dengan yang dimiliki para malaikat, dan mengajarkannya nama-nama benda. Para malaikat tidak memiliki pengetahuan itu. Seperti dinyatakan Al Qur’an:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.” Mereka menjawab: “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam.” Maka, sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
 (QS. Al Baqarah, 2: 30-34)
Apabila kita cermati ayat-ayat yang membahas penciptaan makhluk hidup dan manusia, kita melihat bahwa penciptaan ini terjadi secara ajaib dan di luar hukum-hukum alam. Inilah bagaimana Allah mengungkapkan penciptaan makhluk hidup:
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya, dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. An Nuur, 24: 25)
Ayat ini merujuk ke kelompok-kelompok utama makhluk hidup di Bumi (reptil, burung, dan mamalia) dan mengatakan bahwa Allah menciptakan itu semua dari air. Ditinjau lebih seksama, kelompok-kelompok ini tidak diciptakan “dari satu kelompok menjadi kelompok lainnya, sebagaimana “diramalkan” oleh teori evolusi, namun “dari air”. Dengan kata lain, semua itu dibentuk secara terpisah dari satu zat yang dibentuk Allah.
Ilmu pengetahuan mutakhir juga menegaskan bahwa satu zat tersebut adalah air, penyusun dasar setiap tubuh yang hidup. Tubuh mamalia adalah kira-kira 70 persen air. Air tubuh setiap makhluk hidup memungkinkan hubungan di antara sel-sel, maupun hubungan di dalam sel dan antar-jaringan. Sudah disepakati bahwa tiada yang bisa hidup tanpa air.
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (QS. Al Infithaar, 82: 6-8)
Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman: “Jadilah kamu kera yang hina.” Maka, Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Baqarah, 2: 65-66)
Ayat ini tidak bisa ditafsirkan dalam cara yang sejalan dengan teori evolusi, karena:
1) Hukuman yang dimaksudkan mungkin dalam pengertian rasa keagamaan. Dengan kata lain, mungkin orang-orang Yahudi tersebut disejajarkan dengan kera dalam pengertian perangai, dan tidak dalam penampakan jasmaniah yang sebenarnya.
2) Jika hukuman yang dimaksud terjadi dalam bentuk jasmaniah, itu merupakan keajaiban di luar hukum alam. Kita di sini berbicara tentang keajaiban di luar kekuatan alam biasa yang berlangsung seketika atas kehendak Allah, suatu penciptaan yang sadar. Evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup, yang berlain-lainan jenis, beralih dari satu jenis ke jenis yang lain selama jutaan tahun, secara tanpa disengaja dan bertahap. Karena alasan inilah, kisah Al Qur’an di atas tidak berkaitan apa-apa dengan jalan cerita yang diajukan oleh mereka yang mendukung evolusi.
Nyatanya, ayat yang kedua berbunyi: “Maka, Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang tersebut diubah menjadi kera sebagai peringatan bagi mereka yang akan datang kemudian.
3) Hukuman ini terjadi hanya sekali dan pada sekelompok orang yang terbatas jumlahnya, sementara teori evolusi mengajukan jalan cerita yang tak masuk akal dan tak ilmiah bahwa kera berkerabat dengan semua manusia.
4) Ayat itu mengatakan bahwa manusia diubah menjadi kera; evolusi mengatakan yang terjadi adalah sebaliknya.
5) Al Qur’an 5: 60 menceritakan bahwa ada suatu masyarakat yang telah berlaku menyimpang lalu membangkitkan murka Allah dan diubah menjadi kera dan babi. Ayatnya berbunyi:

Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. Al Maa-idah, 5: 60)




















BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Sebagaimana telah ditekankan buku ini, evolusi dan para pendukungnya terperangkap habis karena ilmu pengetahuan secara menyeluruh menolak Darwinisme. Para evolusionis menyadari hal ini dan, akibatnya, ada dalam kepanikan besar. Karena itu, mereka menyerang siapa saja yang membela kebenaran penciptaan dalam acara-acara diskusi, debat, dan di mana saja. Namun, karena tidak memiliki jawaban, mereka hanya mencoba meraih kembali keunggulan bicara.
Dalam kenyataannya, tiada bukti bagi teori evolusi selain pendapat dan “kepercayaan pribadi”. Muslim harus waspada akan anjuran penuh tipuan ini yang mencoba menunjukkan bahwa kebenaran penciptaan juga adalah kepercayaan pribadi”. Anjuran sedemikian dengan mudah dikalahkan, sebagaimana kita baca dalam ayat berikut:

Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang bathil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang bathil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat sifat yang tidak layak bagi-Nya). (QS. Al Anbiyaa’, 21: 18)

Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.
(QS. Al Anfaal, 8: 73)

Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh Engkau Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Baqarah, 2: 32)

Dan bagi manusia di era modern seperti sekarang pastilah bisa membedakan anatar yang benar dan salah, anatara pendapat yg ateis dan tidak, dan dapat memilah ilmu pengetahuan.


B.     Saran

Berdasarkan penjelasan makalah yang telah kami buat, kami menyarankan bahwa dalam menerima suatu ajaran atau ilmu pengetahuan hendaklah lebih sleektif. Kita sebagia manusia yg beradab tentunya tidak mau terus dibohongi oleh para pendahulu kita dan menerima apa saja yang mereka katakan tanpa kita meneliti sendriri. Dan manusia sebagai manusia beradab hendaklah senantiasa berpegang teguh pada agama dan kitab suci, agar hidup tetap terarah.
























DAFTAR PUSTAKA

Annonimus. 2011. Evolusi. (online) http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi. diakses tanggal 15 desember 2011
Yahya, Harun. 2011. Keruntuhan Teori Evolusi. (online) http://www.harunyahya.com /indo/buku/keruntuhan001.htm. diakses tanggal 15 desember 2011
Yahya, Harun. 2011. Menyanggah teori Darwinisme. (online) http://www.harunyahya.com/indo/buku/ Menyanggah teori Darwinisme. diakses tanggal 15 desember 2011